18 September 1998

Dahulu dan Sekarang

Baca: Turnbook.gif (1625 bytes) 1 Pet 2:10 


                        Kamu dahulu sesat seperti domba.
                                                                                      1 Pet 2:25


Previcon.gif (1221 bytes)Indxicon.gif (1543 bytes)Downicon.gif (1161 bytes)Nexticon.gif (1232 bytes)

Siapakah saudara dulu?
Lihat 1 Pet 2:10  Kamu dahulu bukan umat Allah.
Kamu dahulu tidak di kasihani.

1 Pet 2:9  Dalam kegelapan.

1 Pet 2:24 Mati di dalam dosa.
Sakit (tubuh, roh dan jiwa).

1 Pet 4:3  Hidup menurut hawa nafsu, kemabukan, pesta-  pora, penyembahan berhala.

Saudara lihat betapa buruknya kita dahulu.

Kita hidup sebagai orang yang tidak mengenal Allah, melakukan apa saja sesuka hati kita tanpa ada rasa takut akan Allah. Hidup di dalam kegelapan, jalan terkapar-kapar tanpa haluan.

Walaupun hidup tetapi mati di dalam dosa. Menjadi hamba kepada segala keinginan hawa nafsu dan keingingan kedagingan kita.

Siapakah kita sekarang?

Lihat 1 Pet 2:10  Sekarang kita adalah umatNya.
Sekarang beroleh belas kasihan.

1 Pet 2:9  Bangsa terpilih.
Imamat rajani.
Bangsa yang kudus.
Umat kepunyaan Allah sendiri.
Sudah keluar dari kegelapan dan berada di dalam terang.

1 Pet 2:10  Dosa telah ditebus dan  hidup untuk kebenaran.

1 Pet 1:18 Telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia.

1 Pet 2:25 Telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwa kita.

1 Pet 2:24 Kerna bilur-bilurNya kita telah sembuh. Sembuh dari sakit rohani, sembuh dari sakit jasmani dan sembuh dari sakit emosi.

1 Pet 2:16 Merdeka!!!!!!!!Merdeka!!!!!!!Merdeka!!!!!!!!!

Nah! Saudara lihat betapa istimewanya kita sekarang. Kita yang dulunya hidup didalam kegelapan telah di bawa keluar dan masuk ke dalam terangNya.

Kita yang dulunya hidup sebagai domba sesat tidak punya gembala telah dibawaNya kepada Gembala Agung.

Kita yang dahulunya sakit bermacam-macam penyakit jasmani, rohani dan emosi telah disembuhkanNya.

Kita yang dulunya mati di dalm dosa telah di hidupkanNya di dalam kebenaran.

Kita yang dulunya tidak menerima belas kasihan telah ditunjukkan belas kasihan olehNya.

Kita yang dulunya tidak ada apa-apa telah dijadikan, bangsa terpilihNya, bangsa yang kudus, imamat rajaniNya, umat kepunyaanNya sendiri.

Malah dijadikanNya anak-anakNya. Dan Dia yang adalah Allah telah menjadikan diriNya Bapa kepada kita semua.

Kita yang dulunya hidup di dalam belenggu, telah di merdekakanNya.
Apa lagi yang saudara mau?
Apa lagi yang saudara tidak puas?
Kita sudah dibawa keluar seperti Musa membawa keluar orang Israil dari Tanah Perhambaan di Masir.
Menyeberangi lautan dan menuju ke Tanah Perjanjian Allah.
Kita telah berhijrah dari Tanah Buangan ke Kota Perjanjian.

Seperti umat Israil yang berhijrah dari Babel (Tanah Buangan) kembali ke Kota Yerusalem.

Semua ini bukan kerana kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan.
Bukannya kerana cantiknya rupa kita.
Bukannya kerana baiknya budi pekerti kita.
Atau banyaknya derma bakti kita kepada gereja.

TIDAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Semua ini kerana belas kasihanNya.
Semua ini adalah kerana kasih karuniaNya.

Di dalam 1 Pet 1:24 Rasul Petrus menulis, “Semua yang hidup adalah seperti rumput, dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering dan bunga gugur.”
Jadi apakah kebanggaan yang kita miliki?
Apakah kemuliaan yang kita sanjungi?

TIDAK ADA!!!

Saudara dan saya di terima Allah ada semata-mata kerana anugerahNya.

WALAUPUN BEGITU SAUDARA.

Maksud saya walaupun kita telah di kuduskan, di tebus dan diberi segala kedudukkan yang istimewa. Namun masih ramai lagi kita yang masih berminat mau hidup seperti dahulu kala.
Mau kembali kepada tradisi-tradisi lama kita.
Bercakap dan bergaya seperti orang dunia.
Masih juga melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Bapa.
Masih juga mendukakan Roh Kudus yang telah memeteraikan kita untuk hari keselamatan.
Masih juga terus-menerus menghina Tuhan dengan melakukan yang jahat di mataNya.
Masih juga menyimpan benci dan dendam terhadap saudara seiman yang lain.
Masih juga ada angkuhan dan kesombongan.
Masih juga tidak mau mengampuni.
Masih juga tidak mau menunjukkan belas kasihan.
Apa kristiankah kita ini saudara?
Apa kata Amsal tentang orang yang mengulangi kebodohannya?
Lihat Amsal 26:11 Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.

Petrus pun memakai perumpamaan yang sama;
Lihat 2 Pet 2:22 Katanya “Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali ke muntahnya dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangnya’.”

Saudara, kadangkala saya sendiri menjadi mual melihat perbuatan-perbuatan ala duniawi yang masih ada pada diri ini. Inilah yang di katakan Yehezkiel (36:31):

“Dan kamu akan teingat-ingat kepada kelakuanmu yang jahat dan perbuatan-perbuatanmu yang tidak baik dan akan merasa mual melihat dirimu sendiri karena kesalahan-kesalahanmua dan perbuatan-erbuatanmu yang keji.”

Nah! Saudara lihat, walaupun kita sudah menjadi kristian, di lahirkan baru, namun ‘tendency’ @ kecenderungan untuk bergaya seperti dahulu kala, sikap-sikap lama kita itu tetap ada.

Ini bukan perkara baru.
Dan ini bukan baru dihadapi oleh orang-orang kristian zaman ini.

Orang-orang Kristian zaman Petrus pun sudah kelihatan memiliki kecenderongan ini; mau kembali kepada dudnia lama mereka.

Nah! Kerana itulah Rasul Petrus di akhir-akhir hidupnya memberi nasihat-nasihat dan amanat-amanat yang panjang lebar kepada orang-orang percaya di zamannya

Dan nasihat ini memang tidak lapuk ditelan zaman.

Masih hidup, masih segar dan masih boleh di zaman ini.

Patutlah Petrus menulis;
“Umat manusia bagaikan rumput, dan segala kemuliaan mereka seperti bunga rumput. Rumput menjadi layu, bunga pun gugur; tetapi firman Tuhan kekal selama-lamanya.” (I Pet 1:24-25 BM)

Biar begitu manusia telah mati dan telah berkurun zaman berlalu, tetapi firman Allah itu tetap hidup dan tetap tidak lapuk di telan zaman.
Menyedari kecenderungan ini Petrus menasihati jemaat zamannya dengan memberi kata-kata kuncinya.
Katanya:

Jauhi

“Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau,kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” (1 Pet 2:11)
Saudara lihat walaupun kita berada di dunia ini, kita bukan milik dunia.
Saudara dan saya adalah pendatan dan perantau.

Tempat ini adalah sementara.

Kita masih menanti dan menunggu tempat yang kekal di mana apabila Yesus datang nanti semua kita akan diangkat ke atas untuk tinggal bersamaNya.
Saudara, kita adalah warga syurga.
Nah! Kerana itulah saudara tidak ada sebab mengapa kita mau kembali kepada perbuatan-perbuatan lama kita yang jahat.
Petrus meminta umat Tuhan menjauhi keinginan-keinginan kedagingan.
Banyak kali kita mau melawan, mau bergumul, mau menangkis, mau berkungfu dengan keinginan kedagingan ini.
Sehingga banyak kali kita gagal. Kita tewas.
Lalu hidup di dalam ‘Condemnation’.
Di sini Petrus memberi satu kunci yang untuk tidak kembali kepada gaya lama dan cara lama hidup kita.
Tahukah saudara apakah kunci itu?

 Jauhi !!!!!Jauhi!!!!Jauhi!!!!

Saudara tidak perlu lawan, saudara tidak perlu tangkis, saudara tidak perlu berkungfu, saudara tidak perlu bergelut dengan keingingan-keinganan daging. Saudara hanya perlu jauhi.

 Saudara tahu apakah yang boleh menjatuhkan saudara.

 Saudara tahu apakah yang boleh melemahkan saudara.

 Saudara tahu apakah yang boleh menggoda saudara.

 Saudara tahu apakah yang boleh memundurkan iman saudara.

 Jauhi semuanya ini!!!!!

 Saudara tahu kalau perempuan menjadi masaalah.

 Jauhi perempuan.

 Kalau lelaki menjadi masaalah jauhi laki-laki.

 Kalau sempanan Thai menjadi masalah jauhi sempanan.

 Kalau wang menjadi masalah jauhi wang.

 Kalau rokok menjadi masalah jauhi rokok.

 Kalau girlfriend @ boyfriend menjadi masalah jauhi girlfriend @ boyfriend.

 Menjauhi lebih baik kalau sesuatu perkara itu boleh menjatuhkan saudara.

 Menjauhi lebih baik kalau sesuatu perkara itu boleh menbawa saudara bergaya seperti orang duniawi.

 2.Taat

 1 Pet 1:14 “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,….”

 Kerana tidak taat inilah saudara ramai kristian jatuh.

 Ramai yang kembali kepada muntah mereka.

 Ramai yang kembali ke kubang lama mereka.

 Ya walaupun telah di mandikan.

 Mereka lebih mau menurut kehendak dan kemahuan sendiri daripada mengikut kehendak Tuhan.

 Mereka lebih mau memuaskan keinginan sendiri daripada taat kepada Firman Tuhan yang melarang mereka melakukannya.

 Nah! Saudara mengetahui hakikat ini cuba selidiki hidup saudara. Bahagian manakah dalam hidup saudara yang saudara tidak dapat akur kepada tuntutan firman Allah.

 Minta kekuatan daripadanya untuk mengatakan “Ya” kepada tuntutan firmanNya dan mengatakan “Tidak” kepada tuntutan keinginan saudara sendiri.

 Tidak mudah, tapi Tuhan dapat mengokohkan dan menguatkan saudara apabila kerinduan saudara hanya mau menyenangkan hatiNya.

 Seperti ada tertulis di dalam surat Petrus;

 “Dan Allah sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” (1 Pet 5:10)

 Allah bisa saudara, Allah mampu, Allah boleh, dan Allah sanggup mengokohkan dan menguatkan saudara kalau saudara mau hidup taat kepada tuntutan firmanNya.

 3.Hidup kudus

 1 Pet 1:15 “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus didalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu sebab Aku kudus.”

 Bercakap tentang kekudusan ini saudara ramai yang keliru mengatakan “kita tidak perlu menguduskan diri kita lagi sebab darah Yesus telah menguduskan kita.”

 Tepat dan betul sekali darah Yesus telah mengudus dan menyucikan kita dari segala kelicikan dosa kita.

 Tapi cuba lihat 2 Pet 3:14 “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.”

 Nah! Kalau sudah di kuduskan mengapa perlu berusaha lagi?

 Tanggungjawab Allah ialah menyucikan dan menguduskan kita.

 Tanggungjawab kita adalah memelihara dan menjaga kekudusan yang Allah telah berikan kepada kita.

 Ya agar kita jangan kedapatan bercacat dan bernoda.

 Jadi saudara kekudusan yang Allah telah berikan kepada kita itu harus di pelihara dan dijaga.

 Bagaimana? Ada empat ejen pentahiran:

 FirmanNya.- Menguduskan jiwa dan pemikiran-pemikiran saudara.
 AltarNya.- Menguduskan diri saudara.
 RohNya.- Menguduskan roh saudara.
 DarahNya – Menguduskan seluruh hidup saudara.

 Berusaha bersungguh-sungguh

 2 Pet 1:5-7 “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sunnguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan dan kepada kesalehan kasi akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”

 2 Pet 3:14 “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.”

 Saudara, tidak kira apa pun petua atau nasihat yang saudara telah dengar, tanpa ada usaha dan tekad yang bermula dari dalam diri saudara sendiri, segala-galanya akan menjadi sia-sia sahaja.

 Maka kerana itu untuk menjamin keberhasilan kehidupan kristian kita.
 Kita harus senantiasa mau menambah apa yang kurang di dalam diri kita.

 Kalau kurang kasih tambah kasih.

 Kalau kurang hikmat tambah hikmat.

 Kalau kurang ajar tambah ajar.

 Kalau kurang pengetahuan tambah pengetahuan.

 Kalau kurang iman tambah iman.

 Kalau kurang berdoa tambah berdoa.

 Tetapi semua ini harus ada usaha yang sungguh-sungguh.

 Kesimpulan;

 4 kunci:

 Jauhi
 Taat
 Hidup kudus
 Berusaha sungguh-sungguh.

 Kalau saudara dapat mengamalkan petua-petua yang telah di turun kan oleh Rasul Petrus yang sudah cukup masak dan sudah cukup berpengalaman ini.

 Saudara tidak akan kembali ke muntah saudara.

 Dan saudara tidak akan kembali ke kubang lama saudara.

 Mari kita sama-sama pelihara hidup ini supaya ia senantiasa berkenan di mata Allah.


Hidup berkenan di mata Allah, satu pekerjaan sepenuh masa


   [ PrevIndexAtas |Next ]